Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Informasi peringatan dini cuaca ekstrem ini berlaku untuk besok, Sabtu (20/2/2021). Melalui laman resminya, memprediksi 3 wilayah berpotensi hujan petir dan angin kencang yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
Besok akan terjadi bibit siklon tropis DUJUAN yang terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum mencapai 45 kt. Kemudian siklonis tropis tersebut bergerak ke arah barat dengan kecepatan perlahan. Lalu, secara tidak langsung membentuk area perlambatan kecepatan angin/konvergensi memanjang dari Papua Barat hingga Papua bagian Utara serta peningkatan kecepatan angin/Low Level Jet (LLJ) di perairan Timur Filipina hingga perairan Utara Halmahera.
Kondisi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi serta mampu meningkatkan tinggi gelombang di perairan tersebut. 1. Bengkulu 2. Sumatera Selatan
3. Lampung 4. Banten 5. Jawa Barat
6. DKI Jakarta 7. Jawa Tengah 8. Yogyakarta
9. Jawa Timur 10. Bali 11. Nusa Tenggara Barat
12. Nusa Tenggara Timur 13. Kalimantan Tengah 14. Sulawesi Tengah
15. Sulawesi Tenggara 16. Maluku 17. Papua
1. Aceh 2. Kalimanatan Selatan 3. Maluku Utara
Perairan Loloda Perairan Ternate Batang Dua Perairan Bacan
Perairan Morotai bagian selatan Laut Halmahera Perairan timur Halmahera
Perairan Raja Ampat bagian utara Perairan Manokwari Samudera Pasifik utara Biak
Perairan barat Biak Perairan Sulawesi Barat Perairan Samarinda Bontang
Selat Makassar bagian utara Perairan barat Sulawesi Tengah Perairan Kalimantan Utara
Laut Banda utara bagian timur Laut Banda selatan bagian timur Perairan Tanimbar
Laut Arafuru bagian barat Perairan Kai Perairan Aru
Laut Arafuru bagian tengah Perairan selatan Jawa Timur Perairan Sukabumi Cianjur
Perairan Garut Pangandaran Perairan Cilacap Perairan Kebumen Purworejo
Perairan Yogyakarta Selat Sunda bagian selatan Perairan selatan Banten
Samudera Hindia selatan Banten Perairan utara Anambas Perairan barat Natuna
Perairan selatan Natuna Pulau Midai Perairan Subi Serasan Perairan Singkawang Sambas
Selat Bali bagian selatan Selat Badung Selat Lombok bagian selatan
Samudera Hindia selatan Bali Selat Alas bagian selatan Samudera Hindia selatan NTB
Perairan utara Siberut Perairan barat Pagai Perairan barat Sipora
Perairan barat Siberut Samudera Hindia barat Mentawai Perairan Bengkulu
Perairan timur Enggano Samudera Hindia barat Bengkulu Selat Sumba bagian barat
Samudera Hindia selatan Sumba Sabu Perairan utara Sabang Selat Malaka bagian utara
Perairan Sabang Banda Aceh Perairan barat Aceh Samudera Hindia barat Aceh
Samudera Hindia barat Nias Selat Karimata bagian utara Perairan utara Belitung
Selat Karimata bagian selatan Perairan barat Lampung Selat Sunda bagian barat
Samudera Hindia barat Lampung Laut Arafuru bagian timur Laut Flores bagian timur
Laut Sulawesi bagian timur Perairan Sitaro Perairan Bitung Likupang
Laut Maluku bagian selatan Samudera Pasifik utara Halmahera bagian selatan Perairan Halmahera Barat bagian utara
Perairan Morotai bagian utara Samudera Pasifik utara Papua Barat Samudera Hindia selatan Jawa Timur
Samudera Hindia selatan Jawa Barat Samudera Hindia selatan Jawa Tengah Laut Natuna Utara
Perairan utara Natuna Perairan Sangihe Laut Maluku bagian utara
Samudera Pasifik utara Halmahera bagian utara Perairan Talaud Perairan utara Banten hingga Jawa Tengah Laut Jawa bagian barat dan tengah Perairan utara Bali hingga Sumbawa Laut Flores Perairan selatan Lombok hingga Sumba Perairan utara Papua
Pusat Tekanan Rendah (1005 hPa) terjadi di Samudera Pasifik timur Filipina. Pola sirkulasi udara terpantau di Perairan utara Papua Barat. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Tenggara Barat Daya dengan kecepatan 6 20 knot sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur Tenggara dengan kecepatan 6 20 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Karimata, Perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa, Selat Makasar bagian selatan dan Perairan selatan Jawa. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut. Perahu Nelayan(Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m)
KapalTongkang(Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m) Kapal Ferry(Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m) Kapal Ukuran BesarsepertiKapal Kargo/Kapal Pesiar(Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggidiminta agartetap selalu waspada. Pembaruan informasi ini disampaikan pada Jumat (19/2/2021) oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG.